Seorang sahabat penyandang kesulitan mendengar (tuna
rungu) di Yogyakarta bernama Catharina
Apriningsih, mengirimkan kepadaku sebuah buku berjudul: Menggapai Prestasi di Telaga Sunyi. Buku
ini diedit oleh Dr. T Priyono Widiyanto.
Diterbitkan oleh Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2008. Buku ini
berisi tulisan-tulisan bagus sekitar dunia tuna rungu. Terutama pengalaman para
guru dan alumni di SLB/B Dena-Upakara-Wonosobo. Saya sangat tersentuh oleh
tulisan M.Th. Dita Rukmini Sutiami berjudul:
“Bulletinku: Info-Adeco” di halaman
92-103. Pada artikelnya itu, Dita
menyebut sebuah majalah yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1965, sebagai
sarana komunikasi antar alumni SLB Wonosobo. Nama majalah itu adalah Penghiburku. Majalah ini bertahan hidup
dan menjalankan fungsinya selama 28 tahun dan akhirnya berhenti penerbitannya
pada tahun 1993. Kemudian hari, Dita
berinisiatif untuk meneruskan misi Penghiburku
dengan menerbitkan Info-Adeco yang
masih berjalan hingga hari ini dengan nama: Melawan
Sunyi Mengukir Prestasi. Karena nama Penghiburku tidak digunakan lagi, maka
pada tanggal 10 Januari 2012, saya mengontak Dita melalui jejaringan sosial facebook
dan meminta untuk, kalau bisa, saya memakai nama Penghiburku untuk blog-spot
ini. Tujuan saya membuat blog-spot ini
adalah untuk membantu mempromosikan majalah “Melawan
Sunyi Mengukir Prestasi” kepada teman-teman tuna rungu di mana saja di
seluruh dunia. Juga untuk para penterjemah yang membantu meningkatkan pemahaman
bahasa kepada kaum penyandang kesulitan mendengar. Blog-spot ini adalah sumbangan kecilku bagi teman-teman tuna rungu.
Juga sebagai kenangan untuk majalah Penghiburku.
Sejak kecil, saya adalah pengagum Helen
Keller. Cerita tentang tokoh tuna rungu yang luar biasa ini, sudah saya
baca ketika saya masih di SD. Dan apa yang dikatakan Helen Keller, saya temukan dalam diri Alm. Gunarso dan mbak Apri, dua teman dekat saya, ketika
saya belajar media komunikasi di Studio
Audio Visual Puskat, Yogyakarta pada tahun 1989-1990. Dan melalui beberapa
pertemuan bersama kelompok ADECO di Yogyakarta, maupun pertemanan facebook, saya mengenal dan mendapat
banyak sekali sahabat dari kalangan para penyandang kesulitan mendengar. Semoga blog-spot
ini, berkenan di hati anda sekalian. Terima kasih. Viva Penghiburku! (Dili, Timor-Leste, 12 Januari 2012. Prisco Virgo, Koordinator Utama Blog-Spot Penghiburku)
Rekan Kerja "Melawan Sunyi Mengukir Prestasi". Blog Tuna Rungu. Sejak 15 Januari 2012. Visi kami: "Allah menulis elok di atas garis-garis bengkok". Pegangan kami: "Kata yang terucap bisa dilupakan. Kata yang tertulis akan menetap. Maka, menulislah."
"Bolehlah hidupkan lagi Majalah Penghiburku yg pernah berjaya dan sekalian mengenang jasa baik Suster Myriam pemrakarsa adanya majalah untuk alumni itu. Dengan demikian satu sama lain tetap terjalin dengan baik. Viva Penghiburku!" (14 Januari 2012, Bernadeta Tumir)
Monday, January 16, 2012
ASAL MULA
Dili, Timor-Leste
Rua Nova Taibessi, Culuhun, Dili, Timor-Leste
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hallo...BOS Blogspot "PENGHIBURKU", Tuan Prisco Virgo,
ReplyDelete(Hmm...maaf seharusnya secepatnya komentar ini setelah diterbitkan edisi pertama ini, berhubung kami tidak tahu cara mengisi kotak komentar itu. Setelah dijelaskan caranya, naaah...barulah kami mengisi kotak ini. Mohon maklum! Terima Kasih)
Selamat jumpa melalui blogspot ini!LUAR BIASA!
Hanya 2 patah kata itu yang bisa terungkapkan. Suatu karunia Tuhan yang besar, diterbitkan blogspot ini untuk membangkitkan semangat juang komunitas Tuna Rungu Indonesia khususnya alumni SLB/B DENA UPAKARA danpula sebagai penghormatan atas jasa mantan kepala sekolah almarhum Sr. Myriam Therese,PMY,di samping menghibur pembaca serta sebagai wadah informasi tentang Tunarungu.
Secara kebetulan pandangan kami dengan BOS Blogspot ini ternyata sama!Sehingga dengan harapan tujuan, visi dan misi kami tercapai!
Bravo MSMP! Bravo PENGHIBURKU!
Terima kasih. Tidak ada kata terlambat untuk membaca sebuah tulisan. Salah satu prinsip yang dipegang blogspot Penghiburku adalah: "Kata yang diucapkan bibir bisa saja dilupakan, tetapi apa yang tertulis, akan tetap terbaca kapan pun." Dan itu benar. Tulisan Helen Keller dari 100 lebih tahun lalu, masih bisa kita nikmati, seolah-olah baru saja dia tuliskan kemarin. Salam Penghiburku. MSPS maju terus!
ReplyDeletesiiip...ok banget...terimakasih..
ReplyDelete