Saya anak normal yang
bisa mendengar baik sekali. Saya selalu memakai nama media: Prisco Virgo.
Nama ini adalah singkatan dari nama asli saya: Primus Francisco ditambah zodiac
saya Virgo, karena saya lahir pada tanggal 26 Agustus. Kota kelahiran saya
adalah Kefamnanu’, Timor-Indonesia. Kini
saya bekerja sebagai orang media komunikasi di Dili, ibu kota negara baru Timor-Leste.
Saya pernah memimpin studio rekaman musik dan video di Ende, Flores, selama 14
tahun. Juga pernah menjadi direktur Radio
Timor Kmanek di Dili, selama 5 tahun. Saya suka menulis, membuat musik dan
video. Saya pertama kali mengenal para penyandang kesulitan mendengar atau tuna
rungu di Yogyakarta pada tahun 1989. Ketika itu saya masih mahasiswa tingkat IV
Sekolah Tinggi Filsafaat Katolik di Ledalero, Flores, NTT. Saya dikirim dari
Flores untuk belajar media audio visual di Puskat, Jl. Abubakar Ali 1, Kota
Baru, Yogyakarta. Saat itu di studio Puskat bagian design-grafis, ada Mas
Gunarso. Dia tuna rungu dan ketua ADECO Yogyakarta. Meski tuna rungu, tetapi
mas Gunarso sangat periang dan juga pintar sekali melukis. Karena saya juga
suka seni, maka saya sangat akrab dengan mas Gunarso. Kini mas Gunarso sudah
meninggal dunia. Saya selalu mengenang kebaikan dia. Dari perpustakaan Kolegio
Santo Ignasius, Kota Baru, saya mengenal Catharina
Apriningsih. Dia juga seorang tuna rungu. Ketika itu, dia seorang gadis
remaja yang sangat rajin, tekun bekerja, teliti dan berpengetahuan luas karena
rajin pula membaca. Mas Gunarso dan mbak Apri pernah beberapa kali mengajak
saya mengungjungi pertemuan ADECO Yogyakarta, yang baru berdiri pada tahun
1988, setahun sebelum saya tiba di Yogyakarta. Dari beberapa kali pertemuan
inilah, saya mengenal teman-teman tuna rungu. Tetapi terlebih melalui
persahabatan dekat dengan mas Gunarso dan mbak Apri. Malahan mbak Apri kini
menjadi adik angkat saya. Pada tanggal 2 November 2010, ketika saya kembali
dari sidang komunikasi Asia Pasific di Taipei, Taiwan, saya masih sempat
bertemu lagi dengan teman-teman ADECO Yogyakarta. Sungguh suatu pertemuan
nostalgia yang luar biasa. Saya sangat senang mendengar ceritra perjalanan
ADECO Yogyakarta ke Bali, beberapa minggu sebelumnya. Saya bertekad akan
mengolah sebuah media komunikasi berupa blog-spot
di internet. Blog-spot itu saya
namakan, Penghiburku. Nama ini saya
ambil dari majalah alumni SLB/B Dena-Upakara-Wonosobo,
yang pernah hidup dari tahun 1965-1993. Tujuan dari blog-spot yang akan saya olah ini adalah untuk mempromosikan
majalah Info-ADECO: "Melawan Sunyi Mengukir Prestasi". Semoga berhasil.
Salam dari Dili, Timor-Leste untukmu semua, para teman tuna rungu di mana saja.
Rekan Kerja "Melawan Sunyi Mengukir Prestasi". Blog Tuna Rungu. Sejak 15 Januari 2012. Visi kami: "Allah menulis elok di atas garis-garis bengkok". Pegangan kami: "Kata yang terucap bisa dilupakan. Kata yang tertulis akan menetap. Maka, menulislah."
"Bolehlah hidupkan lagi Majalah Penghiburku yg pernah berjaya dan sekalian mengenang jasa baik Suster Myriam pemrakarsa adanya majalah untuk alumni itu. Dengan demikian satu sama lain tetap terjalin dengan baik. Viva Penghiburku!" (14 Januari 2012, Bernadeta Tumir)
Sunday, January 15, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Dear Tuan Prisco Virgo,
ReplyDeleteTERIMA KASIH! Atas dukungan spirtualnya yang sangat besar dalam memperjuangkan eksistensi Tuna Rungu Indonesia! Semoga dengan blogspot ini kelak membuka mata khalayak ramai guna mengetahui "suara"kami Tuna Rungu yang masih dimarginalisasi.
Bravo PENGHIBURKU!
Salamku,
Dita
(Tiada kata terlambat ucapan terima kasih... hehee....maaf!)
Hahaha tidak ada kata terlambat. Terima kasih juga untuk dukungan. Saya sendiri sangat optimis karena baru 1 setengah bulan berjalan, blog ini sudah diundah oleh lebih dari 2500 pembaca. Pengundah dari luar Indonesia yang paling banyak adalah Amerika Serikat dan Rusia. Pada hal, artikel2 yang saya terjemahkan ke dalam bahasa Inggris, belum terlalu banyak. Parabens = Proficiat. Salam dari basis Peghiburku di Dili, Timor-Leste.
ReplyDeleteAku bahagia karena Prisco mau menyumbangkan pikiran, tenaga dan waktu untuk membuat blogspot khusus tuna rungu padahal Prico orang normal. Sekali lagi terima kasih, semoga Tuhan membalas kebaikan Prisco. GBU.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Agustin. Ada pepatah: "Tolong menolong umpama jari". Salam dari Dili, Timor-Leste.
ReplyDelete