"Bolehlah hidupkan lagi Majalah Penghiburku yg pernah berjaya dan sekalian mengenang jasa baik Suster Myriam pemrakarsa adanya majalah untuk alumni itu. Dengan demikian satu sama lain tetap terjalin dengan baik. Viva Penghiburku!" (14 Januari 2012, Bernadeta Tumir)

Tuesday, January 24, 2012

AKU DAN MAJALAH PENGHIBURKU


Saya masuk Lembaga Pendidikan Anak Tuna Rungu Dena Upakara di Wonosobo, Jawa Tengah, pada tahun 1973 dan tamat tahun1982. Lalu saya meneruskan ke sekolah normal di SMP Stella Duce Tarakanita, Yogyakarta, dari tahun 1982 sampai 1985 dan SMA Stella Duce Tarakanita, Yogyakarta, dari tahun 1985 sampai tamat 1988. Saya pernah lulus tes masuk UGM jurusan Administrasi Negara, namun batal kuliah di sana karena saya telah diminta untuk bekerja di Perpustakaan Kolese Santo Ignatius (Kolsani), Yogyakarta, oleh kepala perpustakaan tersebut, berkat perantaraan almarhumah Suster Myriam Therese, PMY, mantan kepala asrama LPATR Dena Upakara, Wonosobo. Sementara bekerja di Perpustakaan “Kolsani”, saya pernah mengambil kuliah di Universitas Terbuka jurusan Administrasi Negara berlokasi di UGM atas biaya saya sendiri. Tetapi akhirnya saya putuskan untuk berhenti pada semester empat karena ternyata saya tidak lagi berminat pada program studi itu.

Selain kerja utama saya di Perpustakaan “Kolsani”, saya pernah ditunjuk oleh almarhumah Suster Myriam Therese, PMY, dan Tim Pembina Alumni untuk menjadi koordinator Misa Alumni Dena Upakara & Don Bosco Yogyakarta dan sekitarnya selama empat tahun lebih 8 bulan (1989-1992). Setelah saya tidak lagi menjadi koordinator Misa Alumni tersebut, pertemuan itu berubah menjadi “Paguyuban Alumni Dena Upakara & Don Bosco” dan hingga kini lebih dikenal dengan nama “Keluarga Adeco”.

Karangan saya tentang liburan saya tahun 1977 ketika bertamasya bersama keluarga saya ke Gua Jati Jajar, Pantai Karang Bolong, Pantai Ayah dan Waduk Sempor, Gombong, pertama kali dimuat dalam majalah Penghiburku tahun 1977. Suster Wiborada, PMY, yang pernah menjadi wali saya kelas dasar 1 dan 2, diam-diam menyerahkan karangan saya itu kepada Suster Myriam Therese, PMY, kepala asrama dan redaktur Majalah Penghiburku. Gambar ilustrasinya dibuat oleh Pak Edy. Saat itu majalah Penghiburku masih diketik manual dan distensil sendiri oleh Suster Myriam di atas kertas padalarang.

Karangan saya, Ibu Kartini Pahlawanku, saya tulis pada saat ujian Bahasa Indonesia tahun 1982. Seperti tulisan saya yang pertama, diam-diam Bu Wati, wali saya ketika kelas dasar 6, menyerahkan Ibu Kartini Pahlawanku kepada Suster Myriam dan dimuat dalam Majalah Penghiburku tahun 1982. Masih lagi diketik manual dan distensil sendiri oleh Suster Myriam, lagi-lagi memakai kertas padalarang.

Ketika di kelas dasar 5 dan 6 pada tahun 1981-1982, saya pernah membantu Suster Myriam, menyortir kertas stensilan Majalah Penghiburku agar berurutan nomor halaman bolak-balik, kemudian dijilid dengan staples. Saya juga membantu membungkus dan menyegel Majalah Penghiburku dengan kertas coklat payung, menempelkan label alamat para alumni dan pelanggan serta perangko. Tidak kurang pula, beberapa karangan berisi cerita pengalaman saya ketika bersekolah di SMP umum, pernah dimuat dalam Majalah Penghiburku. Bila teman-teman ingin membaca tulisan-tulisanku yang lain, saya persilahkan untuk selalu rajin membuka halaman-halaman majalah “Melawan Sunyi Meraih Prestasi” yang terbit di Yogyakarta dalam bentuk majalah cetak. Terima kasih dan Viva Penghiburku! *** 

Catharina Apriningsih, Yogyakarta. 
Koordinator Pembantu blog-spot Penghiburku.

4 comments:

  1. Mbak Apri, ingatanmu bagus sekali. Engkau adalah salah satu saksi mata ketika Majalah Penghiburku masih berjaya di masa-masa awalnya. Kini Majalah itu tidak ada lagi, tetapi bentuknya yang lain pada media elektronik ini, tentu menimbulkan lagi kenanganmu ketika masih bersama Suster Myriam di dapur Penghiburku di Wobosobo. Pababens.

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang mb apri hebat...dan polos dalam bertutur kata maupun menulis. Tulisannya mengingatkan dan membangkitkan nostalgiaku saat kebersamaan almh Sr. Myriam di dapur Penghiburku. Selain itu beliau juga selalu mendorong aku untuk jadi penulis. Hingga sekarang tapi dalam macam-macam bentuk baik tulisan, gambar, ingatan maupun hati menulis....

      Delete
  2. Hai..jeng Apri!
    Woow...riwayat hidupmu siiip!
    Hmm...koq lupa ya jeng Apri yang pernah bekerja sebagai staf majalah INFO ADECO tahun 1999 - 2002. Pekerjaanmu justru hebat telah menyumbangkan tenaga untuk memajukan majalah INFO ADECO yang sekarang masih hidup dengan nama MSMP. Jadi pengalamanmu itu tidak tertulis dalam riwayat hidupmu itu?

    ReplyDelete
  3. Hahaha... nanti dimasukkan pada edisi ke-2. Parabens = Proficiat!

    ReplyDelete