"Bolehlah hidupkan lagi Majalah Penghiburku yg pernah berjaya dan sekalian mengenang jasa baik Suster Myriam pemrakarsa adanya majalah untuk alumni itu. Dengan demikian satu sama lain tetap terjalin dengan baik. Viva Penghiburku!" (14 Januari 2012, Bernadeta Tumir)

Thursday, February 9, 2012

TELADAN KITA HELEN KELLER (1)


Masa kecil
Helen Adams Keller dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1880 di Tuscumbia, negara bagian Alabama, Amerika Serikat. Keluarganya tinggal di sebuah wisma bernama Ivy Green. Wisma ini  dibangun oleh kakek Helen puluhan tahun sebelumnya. Ayah Helen bernama Arthur H. Keller. Ayah Helen adalah editor majalah North Alabamian di Tuscumbia dan pernah menjabat sebagai kapten untuk Angkatan Darat Konfederasi. Nenek dari pihak ayah Helen adalah sepupu kedua dari Robert E. Lee. Ibu Helen bernama Kate Adams. Anak dari Charles Adams. Meskipun pada awalnya keluarga Adams tinggal di Massachusetts, tetapi kakek Helen, Charles Adams juga pernah berjuang untuk Konfederasi bersama Angkatan Darat selama Perang Saudara Amerika. Sang kakek ini berpangkat terakhir, Brigadir Jenderal. Bila ditelusuri, garis keturunan ayah Helen, orang akan sampai ke Casper Keller, yang berasal dari keluarga ningrat Swiss, di Eropa. Kebetulan salah satu leluhur Helen dari Swiss itu adalah guru pertama bagi para orang tuli di Zurich. Tentang hal kebetulan ini, Helen menulis dalam otobiografi bahwa "tidak ada raja yang tidak memiliki budak di antara leluhurnya. Begitu pun tidak ada budak yang tidak memiliki raja di antara para leluhurnya." Helen Keller tidak dilahirkan buta dan tuli. Ia lahir sebagai bayi normal. Tetapi pada saat berusia 19 bulan, ia diserang oleh penyakit demam berdarah atau meningitis. Dokter mengatakan bahwa penyakit ini telah menyebabkan "kemacetan parah pada pencernaan dan syaraf otak Helen". Penyakit ini tidak berlangsung lama, tetapi telah menyebabkan Helen menjadi tuli dan buta. Ketika masih kecil, Helen hanya mampu berkomunikasi dengan Martha Washington. Martha adalah seorang anak berusia enam tahun dari pelayan keluarga Keller. Helen berbicara melalui bahasa isyarat yang ia ciptakan. Ketika Helen berusia tujuh tahun, dia sudah memiliki lebih dari 60 bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan keluarganya.

Pada tahun 1886, ibu kandung Helen Keller membaca sebuah buku yang ditulis oleh Charles Dickens, seorang penulis dari Inggris. Buku itu berceritra tentang pendidikan anak tuli dan buta yang jalankan oleh seorang wanita buta bernama Laura Bridgman. Helen lalu diantar oleh ayah dan ibunya untuk menemui seorang dokter bernama Julian Chisolm di Baltimore. Dokter Chisolm adalah ahli spesialis mata, telinga dan hidung. Dokter ini menasehati mereka untuk menemui Alexander Graham Bell yang bekerja untuk anak-anak tuli pada saat itu. Mr. Bell menyarankan lagi agar orang tua Helen menghubungi Institut Perkins di Boston Selatan, sekolah di mana Laura Bridgman pernah dididik. Direktur Institut Perkins yang bernama Michael Anaganos, meminta mantan mahasiswa bernama Anne Sullivan untuk menjadi guru bagi Helen Keller. Anne Sullivan adalah mantan siswa tuna netra dan pernah menjadi murid Mr. Anaganos selama 20 tahun. Itu adalah awal dari hubungan selama 49 tahun antara miss Sullivan dan Helen Keller. Mula-mula sebagai guru dan kemudian berkembang menjadi pengasuh, sampai Anne Sullivan meninggal dunia pada tahun 1936.

Anne Sullivan tiba di rumah keluarga Keller pada bulan Maret 1887. Anne mulai mengajari Helen untuk berkomunikasi dengan kata-kata yang dituliskan ke telapak tangannya. Kata pertama yang dituliskan Anne ke telapak tangan Helen adalah: "Boneka". Karena ketika datang, Anne membawa sebuah boneka untuk Helen sebagai hadiah. Hellen sangat frustrasi pada awalnya karena dia tidak paham, mengapa setiap benda harus memiliki namanya sendiri. Bahkan ketika Anne sedang mengajarkan kepadanya kata "Cangkir", Hellen menjadi begitu frustrasi sampai ia melemparkan bonekanya. Kemajuan besar terjadi baru pada bulan berikutnya. Anne mengajak Hellen ke pompa air. Ketika air menetes ke tangan Hellen, Anne menuliskan kata “air” ke telapak tangannya. Hellen sangat gembira karena pengetahuan baru itu. Ia berlari sambil memegangi benda-benda di sekitarnya dan meminta Anne menuliskan nama benda-benda itu ke telapak tangannya. Karena mata kiri Hellen lebih menonjol, maka pada hampir semua foto profilnya, Hellen selalu tampak difoto dari sebelah kiri. Ketika Hellen telah dewasa, kedua matanya diganti dengan mata palsu dari kaca karena alasan medis dan petunjuk kecantikan.

Pendidikan Lanjut
Bulan Mei 1888, Helen masuk ke Institut Perkins untuk orang buta. Tahun 1894, Helen bersama gurunya Anne Sullivan pindah ke New York dan Helen memasuki sekolah anak tuli di Wright-Humason. Di sekolah ini, Helen diajar oleh Sarah Fuller dari Sekolah Mann Horace. Pada tahun 1896, mereka kembali ke Massachusetts dan Helen masuk ke sekolah Cambridge untuk wanita muda. Pada tahun 1900, Helen memperoleh pengakuan untuk Radcliffe College. Ia lalu boleh tinggal di Briggs Hall, di perumahan House South. Salah satu pengagum Helen bernama Mark Twain, penulis dan sastrawan Amerika, memperkenalkan Helen kepada raja minyak Henry Huttleston Rogers. Henry dan istrinya Abbie, kemudian hari menjadi penyedia dana untuk pendidikan Helen. Pada tahun 1904, ketika Helen  berusia 24 tahun, ia lulus di sekolah Radcliffe College. Ia adalah orang buta tuli pertama yang mendapatkan gelar BA alias Bachelor of Arts dari sekolah itu. Helen juga tetap menulis surat kepada filsuf dan pendidik asal Austria bernama Wilhelm Yerusalem. Filsuf Wilhelm adalah orang pertama yang menemukan bakat sastra Helen. Karena ingin berkomunikasi dengan orang lain secara oral, Helen belajar sangat tekun untuk berbicara. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk berpidato dan memberikan kuliah. Dia belajar untuk "mendengar" pidato orang dengan membaca bibir mereka menggunakan tangannya. Helen memiliki indera sentuh yang sangat lentur. Dia menjadi sangat mahir menggunakan tulisan Braille dan membaca bahasa isyarat dengan tangannya.

Para Sahabat Helen Keller
Anne Sullivan adalah sahabat utama Helen Keller. Lama sekali Anne menjadi guru sekaligus pendamping Helen. Anne menikah dengan John Macy pada 1905 dan kesehatannya mulai terganggu pada tahun 1914. Selain Anne, Polly Thompson adalah sahabat kedua untuk Helen. Polly bekerja sebagai penjaga rumah. Polly adalah seorang wanita muda dari Skotlandia. Meski tidak memiliki pengalaman dengan orang-orang tuli atau buta, tetapi akhirnya dia bisa menjadi salah satu sekretaris pribadi dan sahabat Helen. Anne dan suaminya John, akhirnya pindah ke Forest Hills, Queens, bersama Helen dan Polly. Rumah mereka kemudian digunakan sebagai basis usaha Helen atas nama Yayasan Amerika untuk orang buta. Setelah Anne meninggal pada tahun 1936, Helen dan Polly Thompson pindah ke Connecticut. Mereka berdua melakukan perjalanan keliling dunia dan mengumpulkan dana untuk orang buta. Polly mengalami stroke pada tahun 1957 dan meninggal dunia pada tahun 1960. Sahabat ketiga Helen adalahWinnie Corbally. Winnie adalah seorang perawat yang awalnya didatangkan untuk mengurus Polly pada tahun 1957. Setelah Polly meninggal, Winnie menjadi pendamping dan sahabat Helen selama sisa hidupnya.

Saat-saat Terakhir 
Helen menderita serangkaian serangan stroke pada tahun 1961. Karena itu dia memilih menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya di rumahnya. Pada tanggal 14 September 1964, Presiden Amerika Serikat, Lyndon B. Johnson menganugerahi Helen, Presidential Medal of Freedom. Hadiah ini adalah salah satu dari dua anugerah kehormatan tertinggi di Amerika Serikat untuk warga sipil. Pada tahun 1965, Helen terpilih sebagai anggota Forum Wanita Terhormat Amerika Serikat pada hari pameran sedunia di kota New York. Setelah itu, Helen mengabdikan sebagian besar sisa hidup, mengumpulkan dana bagi Yayasan Amerika untuk orang buta. Dia meninggal dalam tidurnya yang tenang pada tanggal 1 Juni 1968, di rumahnya, Arcan Ridge, yang terletak di Easton, Connecticut. Sebuah perayaan diadakan untuk menghormati Helen di Gereja Katedral Nasional di kota Washington, DC. Dan abu kremasi jenasahnya ditempatkan di samping makam sahabat-sahabat baiknya Anne Sullivan dan Polly Thompson.

Dikutip dari Wikipedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Helen_Keller/
Diindonesiakan oleh Prisco Virgo.
Koordinator Utama Blogspot Penghiburku.

4 comments:

  1. Prisco Virgo, terima kasih menerjemahkan kisah nyata Helen Keller..
    Bravo! Helen Keller si tuna rungu dan tuna netra (tuna ganda) bisa sukses "menaklukkan dunia" bersama Anne Sullivan si mantan siswa tuna netra! Prestasi mereka sungguh luar biasa menjadi prestise, dan menjadi inspirasi bagi kita..

    ReplyDelete
  2. Trims Cathrin untuk komenmu. Akan menyusul tiga tulisan lagi yang saya terjemahkan dari kisah hidup Helen Keller. Juga saya bermaksud meterjemahan juga pidatonya dan surat2nya. Tunggu saja.

    ReplyDelete
  3. Cacat fisik bukan berarti tak berdaya tapi justru membuat Hellen Keller merambah di segala bidang yg menurut mustahil bagi org berpendengaran baik dan mata normal, bersekolah hingga ke jenjang pendidikan tertinggi & penulis yg hebat. Tulis juga kisah Alexander Bell, Beethoven etc..Orang cacat yg hebat2 itu..Apa jadinya dunia ini kalau tak ada mereka? Tanpa telpon, tanpa musik yg indah..

    ReplyDelete
  4. Oke-oke. Nanti seri tulisan tentang Helen Keller selesai baru kita muat tokoh2 teladan yang lainnya. Mana e-mailmu? Tidak pernah sampai ke alamat e-mail: majalahpenghiburku@yahoo.com
    Terima kasih.

    ReplyDelete