"Bolehlah hidupkan lagi Majalah Penghiburku yg pernah berjaya dan sekalian mengenang jasa baik Suster Myriam pemrakarsa adanya majalah untuk alumni itu. Dengan demikian satu sama lain tetap terjalin dengan baik. Viva Penghiburku!" (14 Januari 2012, Bernadeta Tumir)

Tuesday, February 21, 2012

PIDATO HELEN KELLER

Jika anda semua tahu akan suka cita yang sedang saya rasakan ketika saya berbicara kepada anda hari ini, saya pikir anda pasti bisa menilai pembicaraan dari seseorang yang tuli. Dan anda akan mengerti mengapa saya ingin, setiap anak kecil yang tuli dan hidup di dunia yang luas ini, memiliki kesempatan untuk belajar berbicara. Saya tahu bahwa banyak yang telah dikatakan dan ditulis mengenai hal ini. Dan bahwa ada macam-macam perbedaan pendapat di antara para guru yang membimbing anak-anak tuli dalam hal pengajaran lisan. Tampaknya sangat aneh bagi saya bahwa harus ada perbedaan pendapat. Saya tidak bisa mengerti, mengapa ada orang yang terlibat dalam pendidikan kaum tuli, gagal menghargai perjuangan kaum tuli yang telah sanggup mengungkapkan pikiran mereka melalui kata-kata yang terucapkan. Hal itu akan sama seperti saya yang telah berbicara di mana-mana dan sekarang saya harus merasa sulit untuk menyampaikan kepada anda bahwa betapa saya sangat senang melakukan semunya itu. Tentu saja saya tahu bahwa tidak selalu mudah bagi orang asing untuk memahami saya. Hal itu tentu butuh waktu. Tetapi untuk sementara, saya mendapat kebahagiaan yang tak terkatakan. Karena saya tahu bahwa keluarga saya dan teman-teman saya sangat berbahagia karena saya memiliki kemampuan untuk berbicara. Adik perempuan dan adik laki-laki saya yang kecil, selalu senang sekali mendengarkan saya berceritra pada malam musim panas yang panjang ketika saya ada di rumah. Bahkan ibu saya dan juga guru saya, sering meminta saya untuk membacakan kepada mereka, ceritra dari buku-buku kesukaan saya. Saya juga kerap membahas situasi politik bersama ayah kebanggaan saya. Kami bisa bicara dan berdebat panjang tentang banyak hal pelik dan cukup membingungkan. Tetapi selalu berakhir sangat memuaskan kami berdua. Seolah-olah saya ini orang yang bisa melihat dan mendengar. Jadi anda lihat, betapa pentingnya berkata-kata itu bagi diri saya. Berbicara dan berkata-kata telah mendekatkan saya kepada mereka yang saya cintai. Kemampuan bicara juga telah memungkinkan saya untuk menikmati persahabatan manis dengan banyak orang besar yang tidak mungkin saya dapatkan jika saya tidak bisa berkata-kata.

Saya masih ingat waktu pertama kali saya belajar untuk berbicara. Saya sungguh-sungguh berjuang untuk bisa menyampaikan pikiran saya melalui alfabet manual. Ketika itu pikiran saya bertabrakan dengan ujung-ujung jari saya, seperti burung-burung kecil dalam sangkar yang berjuang untuk mendapatkan kebebasan. Sampai pada suatu hari, Miss Fuller membuka lebar-lebar pintu sangkar dan membiarkan mereka terbang melarikan diri. Aku ingin tahu, apakah Miss Fuller masih ingat, betapa bersemangatnya burung-burung kecil itu. Dengan senang hati, mereka membuka sayap-sayap mereka dan terus terbang menjauh. Tentu saja, tidak terlalu mudah pada saat awal ketika mulai terbang. Untuk bisa berkata-kata, bagi orang tuli, bagaikan sayap-sayap lemah dan bisa patah. Mereka lalu kehilangan semua kasih karunia dan keindahan yang dulunya mereka miliki. Jika sudah demikian, pasti tidak ada lagi dorongan yang tersisa untuk bisa terbang. Tetapi tidak segampang itu. Manusia tidak harus dengan mudah saja setuju untuk tetap merayap di bawah, ketika ia merasakan dorongan untuk melambung. Tetapi bagaimana pun juga, kadang-kadang saya rasakan bahwa saya tidak bisa gunakan kemampuan berkata-kata, alias sayap saya, seperti yang telah Tuhan titipkan pada saya. Ada begitu banyak kesulitan yang selalu saya alami. Kerap sampai putus asa. Tetapi saya terus mencoba. Saya tetap yakin bahwa kesabaran dan ketekunan akan menang pada akhirnya. Ketika saya belajar dan bekerja, saya seolah sedang membangun menara gading paling indah untuk masa depan. Saya berjuang untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar saya. Dan saya tetap menantikan saat paling membahagiakan itu. Yakni ketika tiba waktunya dan saya bisa berbicara dan berkata-kata seperti orang lain. Dan akan betapa gembiranya ibu saya ketika beliau mendengar untuk pertama kalinya bahwa saya sudah bisa berbicara. Semua inilah yang memaniskan segala perjuangan keras dan setiap kegagalan yang kerap saya hadapi. Jadi saya mau katakan kepada orang-orang tuli yang ingin dan sedang belajar untuk berbicara. Dan juga kepada guru-guru yang mengajari mereka: Bergembiralah. Jangan memikirkan kegagalan. Tetapi tataplah keberhasilan yang akan anda capai pada hari esok. Anda sendiri telah memilih tugas yang sulit itu. Tetapi anda akan berhasil jika anda tekun. Dan anda akan menemukan suka cita bila anda sanggup mengatasi hambatan-hambatan yang menyulitkan. Akan menyenangkan sekali bila suatu waktu anda berhasil menyelesaikan pendakian yang melelahkan dengan banyak kali tergelincir dan jatuh ke belakang. Hasilnya akan berbeda, jika jalan selalu mulus dan lancar. Ingat, bukan usaha yang gampang untuk mencapai sesuatu yang indah yang pernah hilang. Tetapi kapan, di mana dan bagaimana pun, kita akan menemukan apa yang kita cari. Kita akan berbicara, ya, dan juga bernyanyi, karena Tuhan menghendaki manusia berbicara dan bernyanyi. ***

*) Pidato Helen Keller pada pertemuan kelima Asosiasi Amerika untuk Promosi Pengajaran Berbicara Bagi Orang Tuli. Disampaikan pada tanggal 8 Juli 1896 di gedung Mt. Airy, Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat.

Dikutip dari buku Otobiografi Helen Keller:
“The Story of My Life”
Diindonesiakan oleh Prisco Virgo. Dili, Timor-Leste.
Koordinator Utama Blogspot Penghiburku.

5 comments:

  1. hebat Hellen!! karena berani bermimpi dan mewujudkan aksesibilitas untuk deaf-blind... tinggal kita meneruskan perjuangan beliau... Kitalah estafetnya menyambut mentari dan memberi KASIH... Bantulah anak2 yg gak seberuntung kita untuk bersanding melewati ujian2 hidup karena Allah...Amin...

    ReplyDelete
  2. Benar sekali mbak Aning. Parabens = Proficiat!

    ReplyDelete
  3. Helen Keller merupakan seorang manusia yang AJAIB! Begitu kita tahu siapa dia, maka pasti terucapkan " Hebat! Luar biasa ! Ajaib benar!"
    Sehingga perjuangannya telah mampu terinsipirasi oleh komunitas disabilitas seluruh dunia untuk menatap masa depan dengan penuh percaya diri!
    Bahwa Tuhan Yang Maha ADIL !
    Bahwa para disabilitas PASTI bisa maju...!
    Bahwa para disabilitas sepatutnya mengikuti jejak Helen Keller!

    ReplyDelete
  4. Ya dan kita semua berharap, MSMP dan Penghiburku menjadi sebagian jalan bagi mereka yang ingin mendekati keteladanan Helen Keller si anak ajaib itu... Salam untuk semua di mana saja!

    ReplyDelete
  5. Helen Keller memang LUAR BIASA ! Pantang menyerah sampai bisa berkata-kata bahkan bisa menulis dengan fasih padahal dia buta tuli, jauh lebih sulit daripada tuli tapi masih bisa melihat dunia yang penuh ' warna' ini. Dialah motivator bagi kaum tuna rungu sekaligus buta. Cheer up !

    ReplyDelete