"Bolehlah hidupkan lagi Majalah Penghiburku yg pernah berjaya dan sekalian mengenang jasa baik Suster Myriam pemrakarsa adanya majalah untuk alumni itu. Dengan demikian satu sama lain tetap terjalin dengan baik. Viva Penghiburku!" (14 Januari 2012, Bernadeta Tumir)

Monday, January 30, 2012

PUTRIKU ANAK TUNA RUNGU


Nama lengkapnya, Nandra Putri Raisya. Dipanggil Ara. Dia adalah anak pertama saya yang lahir di Banten pada tanggal 3 Agustus 2004 dan menjadi anak tuna rungu sejak lahir. Saya baru menyadari hal itu ketika mengetahui  bahwa Ara tak dapat mendengar sejak ia berusia 2 tahun. Saya merasa heran, seharusnya anak seusia Ara (waktu itu masih berusia 2 tahun), sudah dapat berkata2 meski hanya sepatah atau dua patah kata. Waktu itu Ara hanya bisa mengucapkan kata 'A'. Sedangkan dengan saya dan suami saya yang adalah bapaknya, Ara hanya memanggil kata 'AA'. Dari situlah, saya mulai bertanya2, ada apa dengan Ara? Saya banyak bertanya pada teman dan orang-orang di sekitar saya tentang kenapa Ara belum bisa berbicara dan tak seperti anak lain seusianya. Lalu suatu hari saya membaca buku tentang anak-anak dengan gejalah seperti terjadi pada Ara dan akhirnya saya putuskan membawa Ara ke dokter THT.

Pada pemeriksaan pertama, dokter THT menyatakan Ara tidak apa-apa, alias berpendengaran baik karena pada waktu pemerikasaan, dokter membunyikan alat dan Ara menoleh ke arah dokter tersebut. Dokter memberi saya waktu enam bulan untuk melihat perkembangan Ara dan apa bila dalam waktu enam bulan tak ada perubahan, dokter menyarankan kepada saya agar Ara ditest BERA. Tak hanya itu, saya juga pergi ke Klinik  Tumbuh Kembang, lalu akhirnya saya tahu kalau Ara mengalami gangguan pendengaran. Saran dokter THT dari klinik Tumbuh Kembang ternyata sama bahwa saya harus melakukan test BERA. Saya membawa Ara ke RS Global di Tangerang. RS itu satu-satunya yang bisa melakukan test BERA. Dari hasil test BERA itu, ternyata Ara mengalami gangguan pendengaran di telinga kanan (pasif) dan di telinga kiri aktif (75 DB). Maka diputuskan Ara harus memakai alat bantu dengar (ABD). Tak puas dengan hasil test BERA yang pertama, saya melakukan test BERA ulang. Kali ini di kawasan Cikini-Jakarta Pusat. Di tempat ini, saya banyak bertanya, kenapa Ara harus mengalami gangguan pendengaran. Lalu dokter menanyakan riwayat kehamilan saya karena Ara tak pernah mengalami sakit panas atau step. Setelah saya ceritakan masa masa kehamilan saya, ternyata dokter menganalisa bahwa dulu itu saya terkena Toxoplasma (virus kucing). Memang waktu usia kandungan saya tiga bulan, badan saya sempat kena biang keringat (biduran), maka pada waktu itu saya langsung pergi ke dokter kandungan. Tetapi saya kecewa karena dokter tak memeriksa secara teliti atau melakukan test Tors (Toxoplasma). Dari keterangan itulah, dokter THT di Cikini menyatakan bahwa Ara terkena gangguan pendengaran dari dalam kandungan gara-gara Toxoplasma tersebut.

Suka duka saya selama mengurus Ara tak pernah saya jadikan sebagai alasan. Saya justru sangat menikmatinya sekaligus tertantang untuk menjadikan Ara anak saya, bisa menjadi anak berkualitas, tak kalah dengan anak normal lainnya. Kini Ara sudah bersekolah di SLB/B YENAIZ, duduk di kelas 2. Saya sangat bersyukur Ara sudah mengalami banyak perubahan. Kosa katanya bertambah, sudah bisa berhitung, meski dengan sedikit bimbingan. Bisa membaca walau pun belum sempurna. Saya tetap bersyukur kepada Sang Pencipta atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada kami melalui Ara.

Saya berharap kelak Ara bisa berprestasi, tak kalah dengan anak normal pada umumnya. Meski adanya segala keterbatasan ini, bukan berarti mengurangi prestasi Ara untuk meraih masa depan yang lebih baik. Saya mendapat banyak pelajaran berharga selama membesarkan Ara dan mengetahui bahwa tak semua anak tuna rungu tak bisa sekolah, tak bisa berprestasi. Justru mereka punya banyak kelebihan dibanding dengan kita manusia normal. Sebagai contoh, saya pernah melihat tayangan di TV, ada wanita tuna rungu yang dapat mengharumkan nama bangsa. Dia bernama Dian Inggrawati. Dengan keterbatasannya, Dian mampu menjadi Miss Universe tingkat dunia, khusus untuk tuna rungu. Dian Inggrawati itulah yang memacu motivasi saya untuk terus menjadikan Ara sukses dalam meraih masa depan dan berguna bagi nusa, bangsa, agama dan orang tua. Pantang mundur untuk kaum tuna rungu. Teruslah belajar dan berkarya mengukir prestasi! Sekali kelak nanti, kesuksesan akan ada di tangan kalian dan masa depan yang cerah menanti kalian semua. "BERPRESTASILAH DALAM KESUNYIANMU”.

Kisah ini ditulis oleh Ibu Dede Kurniasih.
Ibu kandung dari Nandra Putri Raisya (Ara).
Dikirim ke Blog-Spot Penghiburku oleh:
Agustini Hasan, Jakarta.
Koordinator Pembantu Blog-Spot Penghiburku.

5 comments:

  1. Terima kasih ibu Dede. Sudah berikan kisah yang bagus mengenai Ara dan juga catatan peneguhan untuk kaum penyandang kesulitan mendengar. Sumbangan ibu Dede adalah dukungan luar biasa untuk mereka. Salam dari Dili, Timor-Leste. Koordinator Utama Blog-Spot Penghiburku.

    ReplyDelete
  2. kepada ibu de2h... berbahagialah ibu jadi wanita teristimewa oleh Allah diberi Titipan Anak Istimewa yakni Ara. Saya yakin Ara akan membalas senyum terindah buat ibu bila ibu benar2 ikhlas menerima Titipan Allah... Ammii..iin YRA...

    ReplyDelete
  3. Saya Michael, anak saya bernama Faith, persis seperti Ara. Kita akan lihat perkembangan anak-anak kita beberapa tahun ke depan, akan seperti apakah mereka nanti? Dengan apa yang kita lakukan sekarang. salam dari saya ayah Faith. 087876620035

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pak Michael, terima kasih sudah berpartisipasi, membaca dan mengomentari tulisan tentang Ara. Salam untuk pak Michael sekeluarga dan terlebih untuk Faith. Apakah pak Michael bisa menuliskan ceritra tentang Faith, agar bisa dibagikan di blog ini? Terima kasih sebelumnya. Salam dari Dili, Timor-Leste. Koordinator Utama, Prisco Virgo.

      Delete
  4. Hallo, perkenalan yang menarik...sungguh bahagia bahwa aku sendiri tidak kesepian, masih ada Ara yang berjuang. Aku pun berjuang... oya, kalau mau baca blogku...ada juga zheicc.blogspot.com, zheicc.wordpress.com atau bergabung di Komunitas "Dunia Tak Lagi Sunyi". Oya, Salam Kenal...saya Zheitta Vazza Devi dari Jogja...panggilannya Vazza, tunarungu juga

    ReplyDelete