"Bolehlah hidupkan lagi Majalah Penghiburku yg pernah berjaya dan sekalian mengenang jasa baik Suster Myriam pemrakarsa adanya majalah untuk alumni itu. Dengan demikian satu sama lain tetap terjalin dengan baik. Viva Penghiburku!" (14 Januari 2012, Bernadeta Tumir)

Sunday, January 15, 2012

DARI AKU UNTUKMU


Saya anak normal yang bisa mendengar baik sekali. Saya selalu memakai nama media: Prisco Virgo. Nama ini adalah singkatan dari nama asli saya: Primus Francisco ditambah zodiac saya Virgo, karena saya lahir pada tanggal 26 Agustus. Kota kelahiran saya adalah Kefamnanu’, Timor-Indonesia. Kini saya bekerja sebagai orang media komunikasi di Dili, ibu kota negara baru Timor-Leste. Saya pernah memimpin studio rekaman musik dan video di Ende, Flores, selama 14 tahun. Juga pernah menjadi direktur Radio Timor Kmanek di Dili, selama 5 tahun. Saya suka menulis, membuat musik dan video. Saya pertama kali mengenal para penyandang kesulitan mendengar atau tuna rungu di Yogyakarta pada tahun 1989. Ketika itu saya masih mahasiswa tingkat IV Sekolah Tinggi Filsafaat Katolik di Ledalero, Flores, NTT. Saya dikirim dari Flores untuk belajar media audio visual di Puskat, Jl. Abubakar Ali 1, Kota Baru, Yogyakarta. Saat itu di studio Puskat bagian design-grafis, ada Mas Gunarso. Dia tuna rungu dan ketua ADECO Yogyakarta. Meski tuna rungu, tetapi mas Gunarso sangat periang dan juga pintar sekali melukis. Karena saya juga suka seni, maka saya sangat akrab dengan mas Gunarso. Kini mas Gunarso sudah meninggal dunia. Saya selalu mengenang kebaikan dia. Dari perpustakaan Kolegio Santo Ignasius, Kota Baru, saya mengenal Catharina Apriningsih. Dia juga seorang tuna rungu. Ketika itu, dia seorang gadis remaja yang sangat rajin, tekun bekerja, teliti dan berpengetahuan luas karena rajin pula membaca. Mas Gunarso dan mbak Apri pernah beberapa kali mengajak saya mengungjungi pertemuan ADECO Yogyakarta, yang baru berdiri pada tahun 1988, setahun sebelum saya tiba di Yogyakarta. Dari beberapa kali pertemuan inilah, saya mengenal teman-teman tuna rungu. Tetapi terlebih melalui persahabatan dekat dengan mas Gunarso dan mbak Apri. Malahan mbak Apri kini menjadi adik angkat saya. Pada tanggal 2 November 2010, ketika saya kembali dari sidang komunikasi Asia Pasific di Taipei, Taiwan, saya masih sempat bertemu lagi dengan teman-teman ADECO Yogyakarta. Sungguh suatu pertemuan nostalgia yang luar biasa. Saya sangat senang mendengar ceritra perjalanan ADECO Yogyakarta ke Bali, beberapa minggu sebelumnya. Saya bertekad akan mengolah sebuah media komunikasi berupa blog-spot di internet. Blog-spot itu saya namakan, Penghiburku. Nama ini saya ambil dari majalah alumni SLB/B Dena-Upakara-Wonosobo, yang pernah hidup dari tahun 1965-1993. Tujuan dari blog-spot yang akan saya olah ini adalah untuk mempromosikan majalah Info-ADECO: "Melawan Sunyi Mengukir Prestasi". Semoga berhasil. Salam dari Dili, Timor-Leste untukmu semua, para teman tuna rungu di mana saja.  

4 comments:

  1. Dear Tuan Prisco Virgo,
    TERIMA KASIH! Atas dukungan spirtualnya yang sangat besar dalam memperjuangkan eksistensi Tuna Rungu Indonesia! Semoga dengan blogspot ini kelak membuka mata khalayak ramai guna mengetahui "suara"kami Tuna Rungu yang masih dimarginalisasi.
    Bravo PENGHIBURKU!
    Salamku,
    Dita
    (Tiada kata terlambat ucapan terima kasih... hehee....maaf!)

    ReplyDelete
  2. Hahaha tidak ada kata terlambat. Terima kasih juga untuk dukungan. Saya sendiri sangat optimis karena baru 1 setengah bulan berjalan, blog ini sudah diundah oleh lebih dari 2500 pembaca. Pengundah dari luar Indonesia yang paling banyak adalah Amerika Serikat dan Rusia. Pada hal, artikel2 yang saya terjemahkan ke dalam bahasa Inggris, belum terlalu banyak. Parabens = Proficiat. Salam dari basis Peghiburku di Dili, Timor-Leste.

    ReplyDelete
  3. Aku bahagia karena Prisco mau menyumbangkan pikiran, tenaga dan waktu untuk membuat blogspot khusus tuna rungu padahal Prico orang normal. Sekali lagi terima kasih, semoga Tuhan membalas kebaikan Prisco. GBU.

    ReplyDelete
  4. Terima kasih mbak Agustin. Ada pepatah: "Tolong menolong umpama jari". Salam dari Dili, Timor-Leste.

    ReplyDelete