"Bolehlah hidupkan lagi Majalah Penghiburku yg pernah berjaya dan sekalian mengenang jasa baik Suster Myriam pemrakarsa adanya majalah untuk alumni itu. Dengan demikian satu sama lain tetap terjalin dengan baik. Viva Penghiburku!" (14 Januari 2012, Bernadeta Tumir)

Sunday, March 4, 2012

MAJALAH TUNA RUNGU INDONESIA(1)


M. Th. Dita Rukmini S.
Catatan Pendahuluan
Pada tanggal 15 Januari 2012, beberapa teman merilis atau menerbitkan sebuah blogspot di internet dengan nama: Penghiburku. Maka di awal tulisan mengenai Majalah Tunga Rungu Indonesia (MTRI) pada blogspot Penghiburku ini, kami merasa perlu untuk mencatatkan lebih dahulu, asal mula nama Penghiburku, yang kini dipakai sebagai nama blogspot yang sedang anda unggah ini. Penghiburku adalah nama sebuah majalah yang diterbitkan oleh Sekolah Luar Biasa Khusus Tunarungu, yaitu: SLB/B Dena Upakara, Wonosobo, Jawa tengah, Indonesia, pada tahun 1965 sampai dengan tahun 1993. Setelah berhenti selama 6 (enam) tahun, kami para alumni SLB/B Dena Upakara yang ada di kota Yogyakarta, Indonesia, berinisiatif melanjutkan penerbitan itu berupa sebuah bulletin dengan nama: Info Adeco. Bulletin ini mulai diterbitkan pertama kali pada tanggal 21 Februari 1999. Di kemudian hari, bulletin Info Adeco berkembang menjadi sebuah majalah dengan nama: Melawan Sunyi Mengukir Prestasi. Disingkat: MSMP. Majalah MSMP masih tetap diterbitkan sampai hari ini mengikuti perkembangan, sesuai visi dan misi penerbitan milik ADECO (Alumni Dena Upakara dan Don Bosco) di kota Yogyakarta. Kami merasa gembira sekali bahwa blogspot Penghiburku ini merupakan salah satu mitra kerja Majalah MSMP. Melalui blogspot ini, makin terbuka kemungkinan bagi banyak teman tuna rungu untuk bisa melatih ketrampilannya menulis. Selamat menulis dan membaca.

Tuna Rungu Perlu Menulis
Sebagaimana telah diketahui bahwa anak-anak yang terlahir menderita cacat tuli, biasanya kelak menjadi bisu atau tidak bisa  ber-bahasa lisan seperti anak-anak yang terlahir normal mendengar. Maka  anak seusia balita yang tuli, tampak berbeda sekali dengan anak balita normal mendengar. Sebagai akibat dari cacat tuli ini, para penderita cacat tuli menjadi selalu miskin informasi, miskin perbendaharaan kata. Tetapi mereka memiliki bahasa tersendiri yaitu bahasa isyarat sebagai alat komunikasi sejak usia kanak-kanak. Berkat “mukjijat” dari Allah, mereka dapat dididik ber-bahasa lisan dengan teknik pengajaran system komunikasi oral, yaitu berbicara dengan artikulasi, membaca bibir, menggunakan sisa pendengaran dan merasakan getaran.

Sejak berdiri tahun 1938, SLB/B Dena Upakara di Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia, menerapkan pendidikan bahasa Indonesia sebagai fondasi untuk  anak-anak tuli, agar kelak mampu menguasai bahasa secara benar. Pendidikan bahasa itu meliputi etika berbicara dan cara menulis berdasarkan tata bahasa Indonesia. Bahasa Isyarat, Bahasa Lisan dan Bahasa Tulisan, seyogyanya seimbang dalam pengungkapan curahan hati, perasaan, pemikiran, ide dan pengembangan ilmu pengetahuan umum. Apa bila anak tuli kurang atau tidak menguasai bahasa dan cara berbahasa, mereka akan mengalami miskomunikasi, yaitu: salah paham, salah tanggap maksud dan salah pengertian. Menguasai bahasa Indonesia dengan fondasi yang baik, akan lebih mudah menguasai bahasa asing yang lain. Tulisan bahasa Indonesia yang benar dari anak tuli, niscaya menyenangkan pembaca. Bahwa dunia tuna rungu pun diwajibkan memiliki 3 (tiga) bahasa, yakni Bahasa Isyarat, Bahasa Lisan dan Bahasa Tulis. Ketiga bahasa ini merupakan wadah komunikasi yang lengkap.
         
Penerbitan Majalah Tuna Rungu
Guna memacu prestasi alumni setingkat SD, untuk bisa ber-bahasa Indonesia secara benar dan baik setelah menamatkan Sekolah Luar Biasa di SLB/B Dena Upakara, Wonosobo, maka perlu wadah latihan menulis. Mengingat pada tahun 60-an, di Indonesia belum ada Sekolah Lanjutan khusus untuk tuna rungu. Sementara para alumni yang masih muda-muda, sudah harus bergelut dalam hidup bermasyarakat umum. Pada hal pengetahuan bahasa mereka masih sangat minim. Karena itu, pada tahun 1965, mantan Kepala Sekolah SLB/B Dena Upakara, Wonosobo, almh. Sr. Myriam Therese, PMY, (misionaris berkebangsaan Belanda), merintis penerbitan majalah sebagai sarana komunikasi antar alumni SLB/B Dena Upakara yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, majalah ini juga bisa menjadi lahan pelatihan menulis para alumni untuk menambah pengetahuan ber-bahasa mereka.

Majalah alumni itu diberi nama: PENGHIBURKU. Diterbitkan untuk alumni dan menampung naskah dari alumni. Jadi semacam penerbitan dari dan untuk alumni. Nama “Penghiburku” dipilih agar para alumni dapat melepaskan kerinduan terhadap teman-temannya setelah berpisah. Sejak kecil, mereka telah hidup bersama selama beberapa tahun dan kemudian meninggalkan asrama dan sekolah. Juga melalui majalah ini, mereka bisa membangkitkan lagi kenangan terhadap para mantan guru. Mereka dapat saling menghibur sambil belajar untuk mengungkapkan isi hati atau pengalaman melalui tulisan mereka di majalah itu. Berhubung bahasa yang digunakan para penulis pada umumnya masih minim, maka sebelum diterbitkan, setiap tulisan selalu harus dikoreksi oleh pemimpin redaksi agar mudah dipahami para pembaca. Pengasuh majalah Penghiburku adalah para guru sesuai rubrik tertentu. Seperti, rubrik agama dan budi pekerti, rubrik aneka berita, rubrik kisah, rubrik ketrampilan.

Sejak tahun 1965, majalah Penghiburku selalu dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah SLB/B Dena Upakara. Diterbitkan dua bulan sekali (Majalah Dua bulanan). Pada setiap kegiatan itu, redaksi dibantu para siswa kelas terakhir. Wajah halaman depan digambar manual. Kemasan majalah sangat sederhana karena dikerjakan dengan mesin stensil. Seluruh naskah diketik dengan manual, kemudian distensil pada kertas stensil. Maklum, pada jaman itu, belum ada komputer. Sumber dana berasal dari para alumni secara sukarela. Misalnya untuk prangko, tinta stensil, kertas dan sebagainya. Kegiatan penerbitan majalah ini berjalan secara teratur, bertahan cukup lama dan baru berhenti pada tahun 1993. Beberapa  faktor yang menyebabkan majalah ini berhenti terbit, antara lain karena kesibukan para alumni. Mereka  yang biasanya aktif menulis, tidak bisa menulis lagi karena kuliah, sudah membangun rumah tangga, sudah bekerja dan lain-lain. Dengan demikian, pengiriman naskah dari alumni semakin berkurang. Pengasuh rubrik pun mulai berkurang karena pindah tugas, pensiun dan ada yang meninggal dunia. Penerbitan makin jarang terjadi. Pemasukan dana menjadi seret. Akhirnya majalah Penghiburku yang tampak belum pernah diperingati hari ulang tahunnya itu, berhenti dalam usia 28 tahun. *** (bersambung)

Kiriman:
M.Th. Dita Rukmini Sutiami.
Yogyakarta, Indonesia.
Ketua Redaksi Majalah MSMP.
Alumna SLB/B Dena Upakara,
Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia.

5 comments:

  1. Bagus! Bagian pertama Majalah Tuna Rungu Indonesia ini akan disusul oleh dua bagian lain. Parabens = Proficiat! Salam dari Dili, Timor-Leste.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. TERIMA KASIH kupanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Baik! Karena talentaku yang diberikaNYA telah berkembang melalui karyaku yaitu sebagai penulis dan pengelola majalah Tuna Rungu itu. Rasanya aku bahagia dapat menyumbangkan bagi Nusa dan bangsaku, Indonesia dan memberi nama baik almamaterku tercinta serta membahagiakan almarhum orang tuaku dan mantan pendidikku almarhum Sr. Myriam Therese..... dan mantan guru kelasku Sr. Antonie Ardatin,PMY yang cerdas! Beliaulah yang menggemplengku dengan pelatihan menulis /mengarang waktu aku duduk di kelas Bahasa VI.
    Dik Akiun, kaulah bibit muda jadilah penulis yang berguna! Kau ada bakat! Kembangkanlah teruuuuussss...!
    Terima kasih atas komentarmu. Viva PENGHIBURKU! Bravo MSMP !

    ReplyDelete
  4. Ibu Dita yang terkasih. Maaf bahwa komentarmu ini, awalnya masuk ke spam. Baru saja saya tarik keluar dari kotanya spam itu. Parabens dan jangan pernah lelah untuk meneruskan karya luar biasa sebagai penulis. Salam dari Dili, basis blogspot Penghiburku.

    ReplyDelete
  5. menarik dan bermanfaat nih infonya
    senang sekali bisa mampir ke blog anda
    terimakasih banyak gan

    ReplyDelete